Nikmat
Yang Mana Lagi Yang Kamu Dustakan??
Sesekali kupandangi langit biru
nan indah, sesekali ia tertutup awan yang membuat aku terlindung dari terik
mentari. Hatiku berbisik, langit yang indah ini, bumi yang luas ini, penuh
dengan aneka ragam makhluk, hanya dikendalikan oleh satu Dzat. Hanya satu, iya
Dia Allah Yang Maha Esa. Kulangkahkan kaki menuju bumi Allah di belahan lain. Disana,
pandanganku tertuju lagi ke atap bumi yaitu langit, lagi-lagi aku temukan
langit biru yang begitu indah. Terkenang lagi olehku akan kuasa Ilahi, dengan
Sifat-Nya Yang Maha, Maha dan Maha Kuasa, Bumi yang begitu luas, beratapkan
Langit yang indah, ditopang oleh gunung-gunung yang setia akan janjinya kepada
Allah. Tidak ada satu pun yang lalai akan amanah Rabbnya. Mentari selalu
menepati janjinya untuk terbit di pagi hari dan terbenam di kala malam
menjelang. Langit biru meneteskan air kehidupan untuk menyuburkan bumi yang
mulai gersang, menyegarkan tumbuhan yang sudah mulai layu. Bintang-bintang
datang menghiasi malam hari. Tidak sekali pun mereka lalai akan tugas mereka
sesuai dengan Perintah Tuhan Rabbuli Izzati.
Tak terbayangkan bagaimana
jadinya bila angin berhembus di tengah lautan tiba-tiba melalaikan tugasnya,
mungkin aku yang sedang berada dalam kapal yang ditumpangi oleh ribuan orang
akan lenyap ditelan ganasnya ombak dan masuk ke dalam mulut-mulut ikan dalam
lautan. Tapi, angin itu bertiup sesuai perintah Rabbnya, sehingga aku dan penumpang
lainnya selamat sampai di darat.
Tak, terbayangkan olehku, bila
tiba-tiba kenderaan (motor) yang aku kendalikan dengan kecepatan 40-50Km/jam
tiba-tiba remnya lepas atau rusak, ouuuuuh… tentu ini semua pemeliharaan
Rabbku, tentu ini semua atas perlindungan dan kasih sayang-Nya. Kalau bukan
karena tunduknya seluruh alam kepada perintah Rabbnya, tentu kehidupan manusia
tak seindah sekarang. Andai mentari saja punya sifat bosan, lelah, atau malas,
mungkin setiap harinya kita akan berada dalam kegelapan. Tapi, semunya tunduk,
Matahari, Bulan dan Bintang kita temukan sebagai Ciptaan Allah Yang Paling
Taat. Gunung-gunung menopang bumi ini sambil bertasbih kepada Rabb semesta
alam.
Sungai mengalir dan bermuara
menuju lautan, ia menjadi sumber kehidupan, darinya manusia menjemput
rezekinya, ada yang sebagai nelayan, ada yang sebagai pengumpul pasir. Semua,
semua, semua, semua, kebutuhan manusia Allah ciptakan tanpa manusia memintanya.
Manusia tidak pernah meminta “Ya Allah Tumbuhkanlah Pohon-pohon yang
darinya kami bisa membangun Rumah untuk tempat kami berlindung dari hujan dan
panas”. Tapi, Allah tahu itu, Allah begitu sayang kepada makhluk-Nya,
tidak dibiarkan-Nya kita terlahir melainkan bersamaan dengan Rezekinya.
Kita dihadapan-Nya tidak lebih
dari anak kecil yang segalanya butuh bantuan makhluk lain. Oleh karenanya kita
terlahir dengan kasih sayang orang tua yang setia berkorban memperjuangkan
hidup kita, Allah sifatkan Maha Penyayang-Nya ke dalam hati Ayah dan Ibu kita. Karenanya
mereka rela tidurnya tersita untuk menjaga kita, tenaganya terkuras untuk
menafkahi kita, tak sekali pun mereka mengeluhkan nakalnya kita diwaktu kecil
dulu. Ibu begitu tulus, membawa kita kemana-mana dalam perutnya Sembilan bulan
lamanya, makanannya separuh untuk kita sebagai janinnya. Seluruh hidupnya Ia
kerahkan untuk kita.
Allah, juga Maha Mengetahui bahwa
kita hidup tak cukup dengan kasih sayang dan penjagaan orang tua. Oleh karenanya
Allah ciptakan untuk kita lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, darinya
kita belajar berinterkasi sesama, belajar berkasih sayang antar sesama, saling memberi,
berbagi dan peduli atas sesama. Ternyata itu juga belum cukup untuk membuat
kita agar semakin mensyukuri nikmat-Nya. Allah ciptakan kita bersuku-suku,
berbangsa-bangsa, dari kita agar saling mengenal.
Untuk hidup dengan lingkungan dan
karakter manusia yang berbeda-beda. Allah merasa ada sesuatu yang sangat
penting untuk kesejahteraan, kedamaian sesama makhluk. Lalu Allah ciptakan
salah seorang hamba-Nya yaitu Rasulullah, sebagai penunjuk jalan di atas jalan
yang lurus yaitu Islam, Allah ciptakan pedoman hidupnya yang kita sebut Al-Qur’an.
Begitulah kasih sayang Allah, Dia
tidak pernah lalai memberikan apapun kebutuhan hamba-Nya. Allah cukupkan
segalanya. Tidak ada yang kurang, tidak ada yang tertinggal semua begitu
sempurna sesuai dengan sifat-Nya Allah Yang Maha Sempurna.
Ashadu Allailahaillallah.. Allah,
wajibkan kalimat ini untuk terucap dari lidah yang jernih sanubari yang suci.
Allah Ingin pengakuan atas-Nya sebagai Rabb Yang Memiliki Alam semesta. Allah
ingin memberitahukan kepada kita semua, Dialah yang menciptakan segala-Nya,
kepada-Nyalah kita menyembah dan kepada-Nya kita dikembalikan. Agar kita tidak
merasa sendirian di kala sunyi, agar tidak merasa goyah ketika tidak ada tempat
mengadu, agar kita tetap tegar ketika ketakutan mulai menghinggapi diri.
Subhallah.. Subhanallah…
Subahanallah… Allah perintahkan kita
melafazkannya ketika takjub atas ciptaan-Nya. Melalui kalimat ini Allah ingin
kita menjadi hamba yang bersyukur, hamba yang rendah hati, karena setiap yang
kita pandang, yang kita rasakan, yang kita letakkan kaki kita di atasnya adalah
tidak lain milik Allah Yang Maha Menciptakan. Allah,ingin ketika kita
melepaskan pandangan tidak ada yang lain yang kita ingat kecuali Dia yang
menciptakan untuk kita dua buah Mata.
Alhamdulillah… Alhamdulillah..
Alhamdulillah…. Allah ajarkan kita untuk melantunkan kalimat agung ini sebagai
refleksi diri, bahwa Allah lah yang pantas menerima setinggi-tinggi pujian,
karena Allah lah yang melimpahkan setiap nikmat apa pun yang kita rasakan.
Allahu Akbar… Allah tenangkan
hati hamba-Nya yang mulai takut akan
besarnya masalah hidup. Allah Maha Besar. Allah Maha Mengatur segalanya. Tidak
ada yang lebih ditakuti kecuali Allah, tidak ada yang lebih dikagumi, tidak ada
yang lebih diagungkan selain Allah. Ketika hendak berdiri menunaikan ibadah
shalat, maka Allah mengingatkan kita dengan Takbir bahwa Allah Maha Besar,
tidak ada yang Lebih penting diingat ketika dalam Shalat, kecuali Allah, tidak
ada yang lebih disegani, tidak ada yang lebih dihormati kecuali Allah Yang Maha
Besar. Allah, hanya kalimat-Nyalah Yang Maha Benar, Hanya Perintah-Nyalah Yang
Maha Menunjuki hamba-hamba-Nya menuju keselamatan.
Begitulah cinta dan kasih sayang
Allah senantiasa mengalir dalam nadi kehidupan kita. Nikmat yang tidak pernah
putus walau hanya sedetik. Walau ibadah kita tersendat-sendat, tapi nikmatnya
senantiasa melimpah. Walau ibadah kita sering ditunda-tunda tapi nafas kita
tidak pernah tertunda walau hanya sedetik pun. Jantung kita terus berdetak untuk mempo Darah kita agar
terus mengalir. Begitulah setiap hari, setiap saat. Kita hidup dengan
keberlimpahan karunia, kita hidup dengan kenyamanan, kesempurnaan tubuh,
kecantikan wajah.
Allah gratiskan bumi untuk tempat kita
berlindung. Allah gratiskan matahari sebagai cahaya yang selalu menerangi
siang, menghangatkan tubuh yang kedinginan. Walau tidak jarang kita berucap, “Panas
kali ya???”. Lalu Allah gratiskan air hujan dari langit kemudian Allah simpan
dalam bumi untuk kemudian kita gunakan untuk mensucikan diri, untuk membebaskan
diri dari dahaga. Begitulah setiap detik, setiap, menit, dan setiap hari. Hidup
tanpa ada makhluk yang terzalimi. Kita begitu diperhatikan oleh-Nya, walau kita
sering melupakan-Nya. Kiat dipedulikan oleh-Nya walau kita sering
mengabaikan-Nya.
Begitulah setiap harinya, dikala
malam mulai larut, Allah karuniakan kita rasa ngantuk untuk kemudian kita
gunakan untuk bersitirahat dari hiruk pikuk dunia. Bila pagi menjelang Allah
bangunkan kita dengan kasih sayang-Nya. Kita sentuh dinginnya air dan kita
usapkan ke wajah, lalu kita menghadap kepada-Nya, sambil berucap, Rabbku,
Segala Puji bagi Engkau yang telah mengaruniakan aku umur yang darinya aku
berkesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Mu, mempersiapkan bekal untuk menghadap-Mu
kelak.
Begitulah, setiap harinya, Allah
karuniakan kita buah-buahan, sayur-sayuran darinya kita mengobati rasa lapar.
Sebelum makan kita berucap, “Rabbi, dengan menyebut nama-Mu Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang, aku menikmati pemberian-Mu ini, semoga setiap nikmat yang
Engkau beri dapat mendekatkan aku kepada-Mu”.
Begtilah, setiap harinya, Allah
karuniakan kita pekerjaan, ada yang sebagai guru, pendidik, kuli bangunan, ada
yang bekerja melayani masyarakat, ada yang bekerja sebagai pedagang. Allah
karuniakan pekerjaan sesuai kebutuhan dan potensi kita. Lalu, ketika memulainya
kita berucapa lagi, “Dengan nama-Mu Ya Allah, atas izin-Mu Ya Allah, semua
urusan jadi mudah, oleh karenanya mudahkan urusanku hari ini dan semoga urusan
ini bernilai ibadah di sisi-Mu.”
Begitulah setiap hari, Ketika
kita mengingat Allah, maka Allah juga menyertai kita. Ketika kita meminta
kepada-Nya maka Allah pun mengabulkannya. Ketika kita mengadukan masalah kita,
maka Allah memberikan solusinya. Ketika mencintai-Nya maka Allah pun
membalasnya.
Begitulah setiap harinya, kita
tidak sendirian, kita tidak kekurangan, kita tidak terabaikan, dan kita tidak
terasing. Semua terasa begitu nikmat.
Namun, dibalik itu semua. Ada kenikmatan
yang lebih yang Allah janjikan. Ada karunia yang lebih yang Allah hadiahkan
kepada kita. Hadiah itu disimpan di sebuah tempat yang agung. Allah sediakan
kepada hamba-hamba tertentu. Sangat mudah
untuk memenuhi syaratnya, karena Allah senantiasa membantu kita untuk
meraihnya.
Hadiah itu begitu special, dan
ditujukan untuk makhluk yang special juga.
Yuk,
kita sama-sama bermunajat….
Rabbi….
Yang
menyayangi aku selama di dunia, semoga Engkau sayangi aku diakhirat kelak.
Rabbi..
Yang
mencukupi kebutuhanku selama di bumi, semoga ENgkau cukupkan nikmat-Mu bagiku
di akhirat kelak…
Rabbi…
Yang
memelihara aku dari mara bahaya selama di dunia, semoga Engkau pelihara aku
dari marabahaya yang dahsyat yaitu api neraka.
Rabbi…
Yang
menjaga aku dari kejahatan makhluk-Mu selama di dunia, semoga Engkau jauhkan
aku dari pedihnya siksa-Mu di akhirat kelak.
Rabbi..
Yang
mempertemukan aku dengan hamba-hamba-Mu yang salih selama di dunia, semoga
Engkau pertemukan kami di syurga-Mu.
Rabbi…
Amin..
Amin.. Ya Rabbal ‘alamin
Comments