Pagi2 bangun, trus mandi sholat, kemas2, sarapan, lalu berangkat ke sekolah......
sampe di sekolah, ngajar, piket, cerita 2 sama guru2, ngajar lagi, trus pulang.....
sampe rumah sholat, makan siang, istirahat,beresin kamar n rumah, mandi sholat lagi, nongkrong depan rumah, internetan, baca2 , maen game,. tak terasa da masuk waktu magrib trus ambil wudhu sholat-ngaji, makan malam, beresin piring, masuk kamar, sholat isya, online, cerita2 sama kawan 1 kamar, nonton, tiduuuuur.
besoknya lage, agendanya itu lagi.......
hughhhhh....... inilah hiup, menjalani hal yang sama berulang-ulang. ini baru agendanya saya sebagai mahasiswa yang sedang magang masih enak. tak membosankan .
lalu bagaimana dengan ibu rumah tangga??????????????
mari kita telusuri agenda harian, mingguan dan bulanannya ....
pagi2 bangun-mandi-sholat shubuh-bangunin anak2-nyiapin sarapan-ngurus anak-ngurus tempat tidur---- sarapan---- belanja ke pajak----- masak sambil jaga keedai----- makan siang---- sholat ------ nyuci------ nyetrika----- sholat ashar ----- jaga kedai ----- masuk waktu magrib---- sholat ---- nyiapin makan malam ------ m.......akan ----- comburtation ------ jaga kedai ----- sholat ----- tiduuuurrrr. bangun lagi,,,,,, sama lage agendanya......
subhanalloh buat ibu2 rumah tangga.......
begitu sabar dan ikhlas menjalani hari2 dengan agenda yang sama.......
Dapur menjadi tempat ibadahnya ketika ia memasak dengan ikhlas untuk suami dan anak2nya......
Kamar menjadi tempat ibadah ketika meberi perlindungan yang hangat bagi suami dan anak2.....
Rumah adalah syurga dunia baginya ketika semua yang lakukan dipersembahkan untuk mengharap keridhoan-Nya.....
hug... hugh.....
Ibu rumah tangga, sungguh perjuanganmu memberi kedamaian untuk keluarga adalah pekerjaan yang mulia......
engkau membuat si Ayah betah dan tak ingin berlama2 di luar sana.....
engkau membuat si anak selalu mendambakan masakanmu,dan kehangatan pelukmu.....
ibu….. ibu…..
sungguh berat hatiku meniggalkanmu…. Namun demi cita2ku engkau pendam kasih sayangmu, engkau lepaskan aku dengan bendungan airmatamu…… engkau biarkan aku berkelana di rantau orang…. Agar aku mengenal dunia lebih luas, agar aku mengenal orang lebih banyak….
Dan yang paling engkau dambakan adalah agar aku tidak mengalami apa yang engkau lalaui selama ini yang menurutmu itu sangat melelahkanmu….
Ibu… ibu…. Engkau insane mulia, bercita-cita mulia, tak ingin anaknya ketinggalan dari anak2 yang lain, tak ingin anaknya ketinggalan dari perkembangan zaman.
Ibu….. ibu…. Sudah tiga kali lebaran mukenahmu belum pernah diganti……
Ibu…..…. Ibu …. Harga mukenah, 50ribu juga dapat ibu…….
Untuk aku, minimal 500ribu per bulan…..
Hughhhh…… tapi demi aku….. untuk aku…. Biarlah mukenah itu semakin tua asalkan aku bisa kuliah…….
Ibu…. Ibu…. Setiap hari engkau ke sawah, ke ladang, bersama terik matahari engkau ayun langkahmu sambil membayangkan aku memakai toga, engkau sangat ingin aku tamat secepatnya……
Ibu….. ibu……. Sungguh dalam setiap desah nafasmu adalah do’a yang terucap untukku anakmu, agar meraih cita-cita dan bahagia di dunia akhirat…..
Ibu…. Ibu….. sungguh aku juga tak pernah lupa mendo’akanmu…
Ketika engkau berdo’a agar aku bahagia, sungguh kebahagianku adalah ketika egkau tersenyum mlihat aku berhasil membahagiakanmu….
Ibu…. Ibu….. walau aku tak pernah bisa membalas jasamu, kasih sayangmu, cintamu…..
Walau aku sadar bahwa tak akan ada yang mampu membayar kasih sayangmu padaku anakmu…..
Aku juga tak ingin menggadaikan cintaku padamu dengan apapun….
Walau kadang aku sering kecewa, marah, dan jengkel ketika kiriman yang engkau berikan kurang atau terlamabat…..
Jujur batinku tersiksa ibu…….
Tersiksa ketika lidahku tega menunjujkkan kejengkelanku padamu……
Sakit sungguh sakit ibuku…..
Ketika engkau terluka oleh kata-kataku……
Sakit, ibuku, batinku sakit, malam2ku gelap tanda cahaya…. Karena aku melukai hatimu……
Ibu sejahat apapun aku……
Itu bukan aku ibu….
Bukan aku ibu……
Itu hanya ambisiku pada dunia yang membuat mataku kabur, hatiku buta, akalku khilaf hingga terpatri luka di hatimu……
Ibu… ibu…. Aku pernah menonton film “emak ingin naik haji”…..
Emak tu mirip ibu……
Aku yakin ibu juga ingin naik haji….. iyakan bu…..
Bahkan aku sering berjanji padamu, berjanji ibu pasti naik haji……
Sekalipun engkau tak pernah yakin aku tetap memberikan keyakinan padamu…..
Bahwa Ka’bah itu juga merindukan ciuman ibu…..
Ibu….. semoga langkahku senantiasa terjaga oleh do’amu, agar jauh dari kelalaian, kekfhilafan, kesalahan …….
Ibu…… Kuukitr selalu wajahmu di pandanganku yang penuh linangan airmata……
Agar aku tak lalai ibu…..
Agar aku jauh dari kesalahan ibuku….
Agar aku rajin ibadah ibuku…..
Agar aku jauh dari kesia-siaan ibuku….
Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu……..
…………Jasad dan Ruhmu sewangi bunga kasturi yang tumbuh di syurga………………
Comments