fenomena hidup

Allah menguji keimanan dan ketundukan manusia terhadap syari’at-Nya dengan berbagai macam cara. Terkadang tanpa kita sadari Allah menguji kita dengan kecukupan dan harta yang berlimpah, ketika Allah menganugrahkan kita kekayaan harta Allah ingin mengetahui bagaimana cara kita mensyukurinya, apakah kita dilalaikan oleh harta tersebut atau malah kita bertambah taat dan semakin rajin bersedekah, berbagi dengan orang yang Allah uji mereka dengan serba kekurangan.
Manusia yang mempunyai hubungan yang dekat dengan Rabbnya akan senantiasa berzikir, berpikir dan merenung, dan instropeksi diri setiap desahan nafas, pandangan mata dan alunan lisan. Ia takut akan murka Allah. Ia senang terhadap hal-hal yang Allah ridhoi, hatinya damai, pandangannya sejuk, tutur katanya penuh hikmah. Tempat tinggalnya bukan hanya masjid tetpi ia ada dimana-mana, meja kerjanya menjadi sajadah, tempat tidurnya juga penuh ibadah, dimana bumi dipijak disitu ia melihatRabbnya. Ia sangat pemalu, malu ketika ia dilalaikan oleh kesibukan dunia, malu ketika ia tiada berada di majelis-majelis yang dirahmati Allah. Hidupnya sangat sederhana dan bersahaj tapi jiwanya selalu bergelora dalam menggapai ridho-Nya.
Namun tidak jarang juga kita menemukan manusia yang belum mengenal dirinya sehingga ia pun kurang mengenal Tuhannya, kurang mengenal kewajibannya, hingga ia hampa akan tujuan hidupnya. Ia menjalani hari-harinya dengan mengikuti perputaran waktu, ketika mentari tiba ia bergegas untuk mencari sesuap nasi tanpa ada niat karena Allah melainkan karena tuntutan untuk memenuhi kebutuhannya.
Beginilah fenomena kehidupan manusia. Ada yang hidup penuh dengan kebahagian dan kecukupan harta dan ia pun bersyukur kepada Allah, ada juga yang hidup dengan harta yang pas-pasan tapi ia tetap bahagia dan bersyukur. Bahkan ada manusia yang serba kekurangan tetapi ia tetap bahagia dan senantiasa ridho atas ketentuan Allah atas dirinya. Namun yang sangat disayangkan adalah orang-orang yang serba cukup namun lalai akan dirinya, Tuhannya, dan masa depannya di akhirat kelak. Dan ada juga manusia yang serba kekurangan dan merasa selalu menderita dan tidak mengenal Tuhannya.

(intinya belum dapat ne kayanya/ ceritanya mengambang)

Comments