……………….Saudaraku aku menggugah rasa malumu………….. sambungan….
Bagi temen2 yg udah baca catatan D best yang berjudul ”Saudaraku… aku menggugah rasa malumu”
ne yah Sambungannya …..
Sekarang kita membahas contoh yang ketiga….
Sebelum kita lanjut…
Ana mau tanya dulu…..
Teman2 di rumah ada televis nggak…. ?
Pertanyaannya jangan dikembalikan ke ane yah…. !!!
Kenapa ane mulai dari pertanyaan seperti ini….?
Karena televisi telah memaksa anak2 menjadi dewasa…..
Tapi sayang dewasa dalam artian yang salah….
Dewasa mengungkapkan rasa Cinta kepada lawan jenis tanpa ia paham maknanya apa….
Televisi juga membuat anak indonesia mempunyai pemikiran yang maju, kenapa tidak? Hampir setiap hari ia menyaksikan kasus korupsi, perceraian, pelecehan seksual dan fenomena2 lainnya.
Ane tidak paham betul tentang penyiaran di telivisi… Yang ane tau telivisi mendidik remaja indonesia menjadi remaja yang tidak punya masa depan (nggak semua remaja sih) karena yang mereka teladani adalah para artis yang tak kunjung berhenti dari kasus perceraian. Telivisi mendidik remaja indonesia berani menanggalkan harga dirinya dengan memakai pakain yang serba ketat dan trasnpran bahkan pakaian yang belum jadi pun dipake ke mall dan tempat umum lainnya. Hingga membuat masyarakat terlena dan jatuh pada kerendahan moral. Indonesia memang negara yang kaya akan agama tapi tidak bisa menjamin akhlak yang tinggi pada masyarakatnya… mengapa bisa seperti itu,,? jawabannya adal dalam benak kita masing2.
telivisi telah mendidik generasi indonesia sebagai penghafal senandung jahiliyah (lagu anak band ya istilahnya?) hingga tak punya waktu menghafal ayat suci al-qur’an. Anak indonesia jangan di tanya berapa ayat hafalannya. Tapi tanya aja berapa lagu dihafal dalam 1 hari. Anak indonesia jangan di tanya besok belajar apa? Tapi tanyalah besok ada film apa ? dan hal ini juga yg melatar belakangi acara apa tu namanya, yang anak2 disuruh untuk tebak judul lagu tuh lho…
Televisi telah membuat seorang ayah merubah status sebagai OM2 yang lupa akan tanggung jawab keluarga karena dia telah dididik oleh film yang berjudul “pergaulan bebas dan sinetron yang tiada hentinya mengajak penontonnya lebih memilih hal yng mubah dan meninggalkan perbuatan wajib… ”.
televisi telah mendidik para pejabat untuk berani korupsi karena mereka belajar dari kasus-kasus yang bermunculan di televsi. Dari televisi mereka menyaksikan bagaiman sikoruptor tetap terpandang hormat.
Televisi telah menyita waktu para kaum adam di Indonesia untk menyaksikan “Bola” (nonton bola) hingga larut malam bahkan sampai dini hari . yang lebih tragisnya yang main bola di luar negeri sana tapi yang taruhan orang Indonesia ...…. tragis memang ketika televisi dijadikan arena bermain judi…
ana menyimpulkan hampir 90% televisi telah berhasil mendidik bangsa indonesia ke jalan yang keliru. Lalu pertanyaannya, di mana fungsi pendidikan indonesia hingga dikalahkan oleh telivisi. Di mana peran para guru? Di mana peran para da’i? di mana peran para ustadz ? atau jangan2 semua pada ikut nonton… menyaksikan nasib Indonesia yang malang. Menertawakan musibah yang menimpa dirinya. Wallohu ‘aklam bissowab… (he..he… yang tersinggung jangan cari alamat ana yah, soalnya ana juga ngontrak ntar kalo antum bakar bukan ana ja yang rugi tapi kasian yang punya rumah) .
ane jadi teringat dulu waktu SD, di kampung ane dulu kebetulan yang punya televisi Cuma 1,2 3 org, jadi kalo mau nonton harus harus ke luar rumah. Nah di sekolah setiap hari sebelum kami pulang guru tidak lupa mengancam, kira2 bunyinya seperti ini :
“barang siapa ketauan menonton televisi di bawah jam 10 malam, besok di sekolah akan dipermalukan di depan umum dengan hukuman lari kodok keleilili sekolah, (ntah berapakali ane lupa) … dan barang siapa berkeliaran di luar rumah dari jam 6 sore ke atas akan mendapat hukuman yg sama”.
Andai saat ini peraturan ini diterapkan oleh para kepala rumah tangga, subhanalloh banget….
Beginilah realita rakyat Indonesiaku tercinta….
Seperti “daun yang mudah diterbangkan angin”
Kalo anginnya berhembus menuju jalan yang lurus tak menjadi masalah sebenarnya, akan tetapi angin yang berhembus ini menuju kesesatan yang berujung pada kehinaan .
Ana tidak menyalahkan televisinya. Tapi ana acungkan jempol deh atas kesuksesannya menyesatkan manusia Indonesia. Mungkin menurut teman2, ana terlalu berlebihan telah memvonis televisi sebagai pendidik yang sukses, namun kita harus lebih dalam bertanya kepada ruhani kita, ane rasa dg seperti teman2 akan sepakat sm pendapat ane.
Sebenrnya televisi nggak gitu2 amat kalo kita bisa mensetting selera kita, bahkan televisi punya manfaat yang tak terhingga, tergantung sama yang punya. Tapinya nyatanya kita diperbudak olehnya. Pertanyaannya kenapa tidak dibalik saja (maksud ane, kenapa bukan kita yang memperbudak telivisi…?).
Capek ya bacanya… tinggal 1 lagi koq…
Ne kita mau bahas seputar “internet”….
Lagi2 kita diperbudak oleh teknologi… (tidak terkecuali yg nulis catatan ini).
Internet adalah media informasi yg cukup luas. Internet telah berhasil menciptakan peluang bagi
usahawan untuk mendirikan warnet khususnya seputaran Pancing dan Dunia pada umumnya. Internet
juga yang membantu si penulis untuk meringankan beban kuliah. Internet telah meringankan para
mahasiswa untuk tidak terlalu banyak berinteraksi dengan perpustakaan karena biasanya mahasiswa
indonesia lebih suka sama yang instan. Internet juga mempermudah para dosen untuk tidak hadir
depan mahsiswa cukup denga sms, tugas kita ada pada situs : www.Dosencanggih.com … silahkan
kumpul lewat email dosencanggih@yahoo.com. Internet juga telah menambah pusing para orang tua di
kampung karena harus menambah jata si anak yang sehariannya asyik main facebook di warnet
(untung si penulis dapat keringanan gratis seharian… kalo nggak ortu sipenulis bakalan kena juga sama
penyakit para org tua di kampung). Internet juga telah meringankan beban para pencari loker
(lowongan pekerjaan) untuk mendapatkan pekerjaan dan tak perlu capek2 ngantar lamaran.
Internet juga yang membuat si para akhi dan ukhti2 untuk bisa comen2an (kenaaaa neh kayanya….
Jd nggak enak ma diri sendiri… aduch jgn ada yg panas yah selama comennya utk mempererat silaturrahim).
Internet juga yang bikin sipenjaga warnet begadang hingga larut malam bahkan ada yang sampai pagi
bahkan ada yang dapat jodoh dari internet… wah… internet ne memang butuh iman yang kuat agar tidak tergiur dengan hal2 mubah di dalamnya.
Menurut ane kita nggak ada abiz2nya kalo mau bahas peran si internet neh…
Pesan ane,,, kita saling mngingatkan aja yooooo… apa lagi penulis ne butuh bangat neh motivasi dari pembaca yang budiman untuk tetap istiqomah di amar ma’ruf nahi mungkar….
Billahi taufiq wlhidayah…..
wassalam
Bagi temen2 yg udah baca catatan D best yang berjudul ”Saudaraku… aku menggugah rasa malumu”
ne yah Sambungannya …..
Sekarang kita membahas contoh yang ketiga….
Sebelum kita lanjut…
Ana mau tanya dulu…..
Teman2 di rumah ada televis nggak…. ?
Pertanyaannya jangan dikembalikan ke ane yah…. !!!
Kenapa ane mulai dari pertanyaan seperti ini….?
Karena televisi telah memaksa anak2 menjadi dewasa…..
Tapi sayang dewasa dalam artian yang salah….
Dewasa mengungkapkan rasa Cinta kepada lawan jenis tanpa ia paham maknanya apa….
Televisi juga membuat anak indonesia mempunyai pemikiran yang maju, kenapa tidak? Hampir setiap hari ia menyaksikan kasus korupsi, perceraian, pelecehan seksual dan fenomena2 lainnya.
Ane tidak paham betul tentang penyiaran di telivisi… Yang ane tau telivisi mendidik remaja indonesia menjadi remaja yang tidak punya masa depan (nggak semua remaja sih) karena yang mereka teladani adalah para artis yang tak kunjung berhenti dari kasus perceraian. Telivisi mendidik remaja indonesia berani menanggalkan harga dirinya dengan memakai pakain yang serba ketat dan trasnpran bahkan pakaian yang belum jadi pun dipake ke mall dan tempat umum lainnya. Hingga membuat masyarakat terlena dan jatuh pada kerendahan moral. Indonesia memang negara yang kaya akan agama tapi tidak bisa menjamin akhlak yang tinggi pada masyarakatnya… mengapa bisa seperti itu,,? jawabannya adal dalam benak kita masing2.
telivisi telah mendidik generasi indonesia sebagai penghafal senandung jahiliyah (lagu anak band ya istilahnya?) hingga tak punya waktu menghafal ayat suci al-qur’an. Anak indonesia jangan di tanya berapa ayat hafalannya. Tapi tanya aja berapa lagu dihafal dalam 1 hari. Anak indonesia jangan di tanya besok belajar apa? Tapi tanyalah besok ada film apa ? dan hal ini juga yg melatar belakangi acara apa tu namanya, yang anak2 disuruh untuk tebak judul lagu tuh lho…
Televisi telah membuat seorang ayah merubah status sebagai OM2 yang lupa akan tanggung jawab keluarga karena dia telah dididik oleh film yang berjudul “pergaulan bebas dan sinetron yang tiada hentinya mengajak penontonnya lebih memilih hal yng mubah dan meninggalkan perbuatan wajib… ”.
televisi telah mendidik para pejabat untuk berani korupsi karena mereka belajar dari kasus-kasus yang bermunculan di televsi. Dari televisi mereka menyaksikan bagaiman sikoruptor tetap terpandang hormat.
Televisi telah menyita waktu para kaum adam di Indonesia untk menyaksikan “Bola” (nonton bola) hingga larut malam bahkan sampai dini hari . yang lebih tragisnya yang main bola di luar negeri sana tapi yang taruhan orang Indonesia ...…. tragis memang ketika televisi dijadikan arena bermain judi…
ana menyimpulkan hampir 90% televisi telah berhasil mendidik bangsa indonesia ke jalan yang keliru. Lalu pertanyaannya, di mana fungsi pendidikan indonesia hingga dikalahkan oleh telivisi. Di mana peran para guru? Di mana peran para da’i? di mana peran para ustadz ? atau jangan2 semua pada ikut nonton… menyaksikan nasib Indonesia yang malang. Menertawakan musibah yang menimpa dirinya. Wallohu ‘aklam bissowab… (he..he… yang tersinggung jangan cari alamat ana yah, soalnya ana juga ngontrak ntar kalo antum bakar bukan ana ja yang rugi tapi kasian yang punya rumah) .
ane jadi teringat dulu waktu SD, di kampung ane dulu kebetulan yang punya televisi Cuma 1,2 3 org, jadi kalo mau nonton harus harus ke luar rumah. Nah di sekolah setiap hari sebelum kami pulang guru tidak lupa mengancam, kira2 bunyinya seperti ini :
“barang siapa ketauan menonton televisi di bawah jam 10 malam, besok di sekolah akan dipermalukan di depan umum dengan hukuman lari kodok keleilili sekolah, (ntah berapakali ane lupa) … dan barang siapa berkeliaran di luar rumah dari jam 6 sore ke atas akan mendapat hukuman yg sama”.
Andai saat ini peraturan ini diterapkan oleh para kepala rumah tangga, subhanalloh banget….
Beginilah realita rakyat Indonesiaku tercinta….
Seperti “daun yang mudah diterbangkan angin”
Kalo anginnya berhembus menuju jalan yang lurus tak menjadi masalah sebenarnya, akan tetapi angin yang berhembus ini menuju kesesatan yang berujung pada kehinaan .
Ana tidak menyalahkan televisinya. Tapi ana acungkan jempol deh atas kesuksesannya menyesatkan manusia Indonesia. Mungkin menurut teman2, ana terlalu berlebihan telah memvonis televisi sebagai pendidik yang sukses, namun kita harus lebih dalam bertanya kepada ruhani kita, ane rasa dg seperti teman2 akan sepakat sm pendapat ane.
Sebenrnya televisi nggak gitu2 amat kalo kita bisa mensetting selera kita, bahkan televisi punya manfaat yang tak terhingga, tergantung sama yang punya. Tapinya nyatanya kita diperbudak olehnya. Pertanyaannya kenapa tidak dibalik saja (maksud ane, kenapa bukan kita yang memperbudak telivisi…?).
Capek ya bacanya… tinggal 1 lagi koq…
Ne kita mau bahas seputar “internet”….
Lagi2 kita diperbudak oleh teknologi… (tidak terkecuali yg nulis catatan ini).
Internet adalah media informasi yg cukup luas. Internet telah berhasil menciptakan peluang bagi
usahawan untuk mendirikan warnet khususnya seputaran Pancing dan Dunia pada umumnya. Internet
juga yang membantu si penulis untuk meringankan beban kuliah. Internet telah meringankan para
mahasiswa untuk tidak terlalu banyak berinteraksi dengan perpustakaan karena biasanya mahasiswa
indonesia lebih suka sama yang instan. Internet juga mempermudah para dosen untuk tidak hadir
depan mahsiswa cukup denga sms, tugas kita ada pada situs : www.Dosencanggih.com … silahkan
kumpul lewat email dosencanggih@yahoo.com. Internet juga telah menambah pusing para orang tua di
kampung karena harus menambah jata si anak yang sehariannya asyik main facebook di warnet
(untung si penulis dapat keringanan gratis seharian… kalo nggak ortu sipenulis bakalan kena juga sama
penyakit para org tua di kampung). Internet juga telah meringankan beban para pencari loker
(lowongan pekerjaan) untuk mendapatkan pekerjaan dan tak perlu capek2 ngantar lamaran.
Internet juga yang membuat si para akhi dan ukhti2 untuk bisa comen2an (kenaaaa neh kayanya….
Jd nggak enak ma diri sendiri… aduch jgn ada yg panas yah selama comennya utk mempererat silaturrahim).
Internet juga yang bikin sipenjaga warnet begadang hingga larut malam bahkan ada yang sampai pagi
bahkan ada yang dapat jodoh dari internet… wah… internet ne memang butuh iman yang kuat agar tidak tergiur dengan hal2 mubah di dalamnya.
Menurut ane kita nggak ada abiz2nya kalo mau bahas peran si internet neh…
Pesan ane,,, kita saling mngingatkan aja yooooo… apa lagi penulis ne butuh bangat neh motivasi dari pembaca yang budiman untuk tetap istiqomah di amar ma’ruf nahi mungkar….
Billahi taufiq wlhidayah…..
wassalam
Comments