Bila waktuku berakhir


Mengapa dadaku terasa sakit….
mengapa detak jantungku terasa lambat….
mengapa kepala terasa berat dan goyah seakan tubuhku tak sanggup lagi menahannya…..
mengapa kedua tanganku terasa lemah…..
mengapa kedua kakiku begitu kaku, berat untuk melangkah…
wajahku juga mulai pucat…..
senyumku semakin tipis…
tawaku seakan tertahan…..
lidahku terasa kaku….
mengapa tubuhku terasa lemah…
mengapa bibirku bergetar tak menentu….
Bilakah waktuku akan berakhir……..

Apakah Bumi tak lagi mengizinkan menumpanginya….
Apakah dunia sudah lelah bersamaku…..
apakah gedung bawah tanah telah lama menungguku….
Apakah malaikat izrail akan segera memanggilku….
Apakah waktunya aku bertemu Tuhan-ku

Oh…. Tidak….. Andai izrail member diskon padaku…..
Aku masih ingin disini walau satu hari lagi……
Aku ingin mencium kening bundaku yang jauh disana bekerja keras untuk mencari nafkah untuk biaya kuliahku,…..

Oh…. Tidak….. Andai izrail member diskon padaku…..
aku masih ingin disni….
berdiri memakai toga bersama ayah/ibu kakak/adikku….


Oh…. Tidak….. Andai izrail member diskon padaku…..
aku masih ingin disini……
bekerja, menabung untuk ongkos naik haji ayah/bundaku……

Oh…. Tidak….. Andai izrail member diskon padaku…..
aku masih ingin disini, menyekolahkan adikku….


Oh…. Tidak….. Andai izrail member  diskon padaku…..
aku masih ingin disini….
memperbaiki rumah ayah/ibuku yang sudah mau roboh ketika angin bertiup…..

Aku belum siap untuk berangkat sekarang…….
amalanku masih sedikit….
terlalu banyak maksiat yang sudah kulakukan……

Tolong jangan jemput aku….
aku ingin banyak bersedekah…..
aku ingin menghatam Al-Qur’an..
aku ingin menyayangi anak yatim/piatu……
aku ingin menjadi teman, dan sahabat terbaik bagi mereka….
aku ingin menjadi murabbi yang baik untuk mutarobbiku….
aku ingin menjadi guru yang baik untuk muridku…….
izinkan aku memohon maaf dan meminta diri kepada mereka, mereka yang pernah hadir dalam kehidupanku….
Lalu malaikat izral berkata :
“sudah cukup lam waktu yang Allah berikan padamu wahai manusia yang hina,,,, kini sudah saatnya kau tinggalkan dunia yang selama ini kamu puja, saatnya kamu bertemu dengan akhirat yang selama ini kamu ingkari, tidak akan ditunda bareng sedetikpun, sungguh aku tidak pernah kasihan kepada orang-orang yang munafik dan zalim atas dirinya sendiri. Rasakanlah balasan atas perbuatanmu selama di dunia.….. tak guna lagi kau tangisi keluargamu, mereka akan baik2 saja tanpamu, tak guna lagi kau tangisi semua sobat2mu, mereka akan mendo’akanmu pabila engkau baik kepada mereka, tak guna lagi kau sesali mimpi2mu yang belum sempat kau raih ia akan terwujud bila memang itu baik.”
Langitpun mulai gelap….. ketakutan menyelimuti wajahku, yang sebentar lagi pergi…. Pergi untuk selamanya. Tinggallah ayah/ibuku yang sudah tua, adakah orang2 yang akan bersedia menggantikanku untuk mejaga mereka nanti.
Tinggallah adikku, yang dulu pernah aku berjanji ingin menyekolahkannya, adakah orang2 yang bersedia menggantikan aku untuk menyekolahkannya.
Tinggal… tinggal… tinggallah.. wajah kakaku…… tinggallah wajah sobat-sobat, aku tak bias lagi tertawa bersama mereka, suaraku tak ada lagi di antara perbincangan mereka. Tinggal.. tinggal semua, tak ada yang bias kubawa pergi selain bacaan qur’an yang selama ini kukerjakan dengan bermalas-malasan dan sambil mengantuk itu juga kalau Allah berkenan menerimanya, tak ada yang bias kuandalkan di akhirat kelak, sholatku juga kadang2 disinggahi perasaan Ria, sedekahku juga masih sering kuhitung (kurang ikhlas).… oh… balasan seperti apa yang akan kuterima.
Aku sering make odol kawan di kamar mandi tanpa seizing yang punya…. Oh apakah itu dicatat juga sebagai dosa-dosa pemberat timbangan kemaksiatan. Oh… aku pernah membicarakan teman2ku dibelakangnya, mengejeknya, oh… apakah itu juga dicatat malaikat atid.
Oh….. Aku takut…. Aku pernah membuat laporan penggunaan dana dengan rekayasa. Oh… aku takut… aku pernah ingkar janji, berdusta dan menghina bahkan menzalimi saudaraku. Oh.. tidak… semua telah tergambar dengan jelas kemaksiatan yang selama ini aku perbuatan. Oh… tidak aku sering nggak ikhlas melaksankan profesiku sebagai operator warnet…
Oh… saudaraku,,, sudikah engkau menerima permohonan maafku. Aku banyak dosa, aku hina. Aku munafik. Aku zalim. Kini aku harus pergi…..





Wassalam…. By : aidul fitri nasti

Comments